Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

All About KANKER SERVIKS

Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).

Kanker servik uteri atau leher rahim ini menduduki peringkat utama pada kasus kanker yang menyerang wanita di Indonesia. Data Departemen Kesehatan menunjukkan hingga kini jumlah penderitanya mencapai 50 per 100.000 penduduk. Berdasarkan data Departemen Kesehatan di Indonesia terdapat 90-100 Kanker Leher Rahim per 100.000 penduduk. Kenker Serviks mempunyai frekuensi relatif tertinggi (25,6 %) di Indonesia. Insiden kejadian Kanker Leher Rahim paling tinggi di bandingkan jenis Kanker lainnya. Setiap tahunnya terjadi 180.000 sampai 200.000 kasus baru Kanker Leher Rahim

Dampak negatif dari Kanker Serviks antara lain adalah terganggunya sistem Reproduksi dan pengangkatan rahim (histerektomi). Pengangkatan rahim ini dilakukan terutama jika sel-sel abnormal ditemukan di dalam lubang serviks. Histerektomi dilakukan jika penderita tidak memilki rencana untuk hamil lagi. Dampak terburuk dari Kanker Serviks adalah kematian, hal ini terjadi jika keadaan sel Kanker sudah stadium lanjut dan terlambat di tangani.

Penanggulangan kanker masih merupakan masalah yang cukup berat. Hal ini dikarenakan ketidaktahuan kaum wanita terhadap penanggulangan kanker servik tentunya berhubungan dengan keterlambatan untuk memeriksakan kesehatan dirinya terutama kesehatan reproduksi. Kanker Serviks tidak akan menjadi penyakit yang mematikan jika kita mengetahui apa saja pencegahan-pencegahan terhadap penyakit ini. Pencegahan meliputi pencegaha Primer, Sekunder dan Tersier. Dengan mengetahui pencegahan Kanker Serviks maka akan mengurangi angka kejadian Kanker Serviks.

Etiologi Kanker Leher Rahim (Ca. Cerviks)
Terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks, yaitu :
1.HPV (Human Papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genetalis (kandiloma akuminata) yang ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangan berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 56.
2.Merokok
Merokok dianggap sebagai slah satu kofaktor pembentukkan kanker serviks karena kemampuan mukus serviks untuk mengkonsentrasikan karsinogen yang terdapat di dalam asap rokok. Selain itu juga, kandungan tembakau yang terdapat dalam roko bisa merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3.Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini.
4.Berganti-ganti pasangan seksual.
5.Suami / pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia dibawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita yang menderita kanker serviks.
6.Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran (banyak digunakan pada tahun 1940-1970).
7.Gangguan sistem kekebalan tubuh.
8.Pemakaian pil KB.
9.Infeksi Herpes Genitalis atau infeksi klamidia menahun.
10.Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan pemerikasaan rutin seperti Pap Smear secara rutin).

PrePatogenesis (PreKanker pada serviks)
Sel-sel pada permukaan serviks kadang tampak abnormal tetapi tidak ganas. Para Ilmuwan yakin bahwa beberapa perubahan abnormal pada sel-sel serviks merupakan langkah awal dari serangkaian perubahan yang berjalan lambat, yang beberapa tahun kemudian menjadi kanker. Karena itu beberapa perubahan abnormal merupakan keadaan prakanker, yang bisa berubah menjadi kanker.
Patogenesis
Early patogenesis
Saat ini telah digunakan istilah yang berbeda untuk abnormal pada sel-sel dipermukaan serviks, salah satu diantaranya adalah lesi skuamosa intraepitel (lesi artinya kelaian jaringan, intraepitel artinya sel-sel yang abnormal hanya ditemukan dilapisan permukaan).

Lesi tingkat rendah
Merupakan perubahan dini pada ukuran, bentuk dan jumlah sel yang membentuk permukaan serviks. Beberapa lesi tingkat rendah menghilang dengan sendirinya. Tetapi yang lainnya tumbuh menjadi besar dan lebih abnormal, membentuk lesi tinggakt tinggi. Lesi tingkat rendah juga displasia ringan atau Neoplasia intraepitel sevikal 1 (NIS 1).

Discernible early disease
Lesi tingkat tinggi
Ditemukan sejumlah besar sel prakanker yang tampak sangat berbeda dari sel yang normal. Perubahan prakanker ini hanya terjaddi di permukaan serviks. Selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, sel-sel tersebut tidak akan menjadi ganas dan tidak akan menyusup kelapisan serviks yang lebih dalam. Lesi tingkat tinggi paling sering ditemukan pada wanita berusia 30-40 tahun.

Perubahan prakanker pada serviks biasanya tidak menimbulkan gejala dan perubahan ini tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalanipemeriksaan panggul dan Pap Smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel serviks yang abnormal berubah menjadi keganasan dan menyusup kejaringan sekitarnya. Pada saat ini akan timbul gejala sebagai berikut :
a)Pendarahan vagina yang abnormal, tetutama diantara 2 menstruasi, setelah melakukan hubungan seksual dan setelah menopause.
b)Menstruasi abnormal (lebih lama dan lebih banyak).
c)Keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat mengandung darah ayau hitam serta berbau busuk.

Advanced disease
Jika sel-sel abnormal menyebar lebih dalam kedalam serviks atau kejaringan maupun organ lainnya, maka keadaannya disebut kanker serviks invasif. Keadaan ini paling sering ditemukan pada usia diatas 40 tahun. Keadaan ini sudah dinamakan keadaan Patogenesis karena penyakit sudah berkembang. Kanker Invasif dibagi dalam 4 stadium, yaitu :

I : Karsinoma terbatas pada serviks
II : Karsinoma meluas ke bawah serviks tetapi tidak sampai kedinding panggul; melibatkan dua pertiga atas vagina.
III : Karsinoma meluas ke dinding panggul; melibatkan sepertiga bawah vagina.
IV : Karsinoma meluas ke mukosa kandung kemih dan rektum.

Gejala dari kanker serviks stadium lanjut antara lain :
-Nafsu makan berkurang, penurunan berat badan, kelelahan.
-Nyeri panggul, punngung atau tungkai.
-Dari vagina keluar air kemih atau tinja.
-Patah tulang (fraktur).

Convalescence

Jika Kanker sudah dapat di tangani, yang terakhir dilihat adalah hasilnya, jika masih dapat ditangani dengan baik dampak terburuk yang terjadi adalah Chronic State. Jika sudah tidak bisa di tangani lagi maka dampak terburuk yang terjadi adalah kematian (death).

Diagnosa

Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut :
1.Pap Smear
Pap Smear dapat mendeteksi sampai 90 % kasus kanker serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya angka kematian akibat kanker serviks menurun sampai lebih dari 50 %. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah mencapai 18 tahun, sebaiknya menjalani Pap Smear secara teratur yakni 1kali/tahun. Jika selama 3 kali berturut-turut menunjukkan hasil yang normal, Pap Smear bisa dilakukan 1 kali/2-3 tahun.


Hasil pemeriksaan Pap Smear menunjukkan stadium dari kanker serviks :
-Normal
-Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
-Displasia berat (perubahan lanjut yang bersifat ganas)
-Karsinoma in situ (kanker yang terbatas pada lapisan serviks paling luar)
-Kanker invasif (kanker telah menyebar kelapisan serviks yang lebih dalam atau ke organ tubuh lainnya).

2.Biopsi
Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks, atau Pap Smear menunjukkan suatu abnormalitas atau kanker.

3.Kolposkopi
Pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar.

4.Tes Schiller
Serviks diolesi dengan larutan yodium, sel yang sehat warnanya menjadi putih atau kuning.


1.Upaya-Upaya Pencegahan Penyakit Kanker Serviks

a.Pencegahan Primer

Health promotion
Dapat dilakukan dengan mengadakan konseling atau seminar mengenai pendidikan seks dan bahaya Kanker Serviks. Selain itu, pencegahan primer juga bisa dilakukan dengan cara pemeriksaan yang selektif secara periodik (Pap Smear).

Pap Smear (tes Papanicolau) adalah suatu pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel yang diperoleh dari apusan serviks. Pada Pap Smear, contoh sel serviks diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan dibagian luar serviks) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam seluran servikal). Sel-sel serviks lalu dioleskan pada kaca obyek lalu diberi pengawet dan dikirimkan ke laboratorium untuk diperiksa. 24 jam sebelummenjalani Pap Smear,sebaiknyatidak melakukan pencucian atau pembilasan pada vagina, tidak melakukan hubungan seksual, tidak berendam dan tidak menggunakan tampon. Pap Smear sangat efektif dalam mendeteksi perubahan prakanker pada serviks. Jika hasil Pap Smear menunjukkan displasia atau serviks tampak abnormal, biasanya dilakukan biopsi.

Specific Protection
Memberikan perhatian terhadap personal hygiene, perlindungan terhadap karsinogen, untuk mengurangi kemungkinan terjadinya Kanker Serviks sebaiknya :
a)Anak perempuan yang berusia dibawah 18 tahun tidak melakukan hubungan seksual.
b)Jangan melakukan hubungan seksual dengan penderita ktil kelamin atau gunakan kondom untuk mencegah penularan kutil kelamin.
c)Jangan berganti-ganti pasangan seksual
d)Berhenti merokok.

b.Pencegahan Sekunder

Skreening pemeriksaan yang spesifik dan diagnosa dini dengan tujuan untuk :
a)Menyembuhkan dan mencegah proses penyakit
b)Mencegah komplikasi dan kekambuhan
c)Memperpendek periode disability.
Tindakan yang adekuat untuk menghentikan proses penyakit dan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Tindakan yang adekuat ini yaitu berupa pengobatan, baik pengobatan pada masa PraPatogenesis maupun Patogenesis.

Pengobatan pada tahap Prepatogenesis antara lain berupa :
Pengobatan lesi prakanker pada serviks tergantung kepada beberapa faktor berikut :
-Tingkatan lesi (apakah tingkat rendah atau tingkat tinggi)
-Rencana penderita untuk hamil lagi.
-Usia dan keadaan umum penderita.

Lesi tingkat rendah yang abnormal biasanya tidak memerlukan pengobatan lebih lanjut, terutama jika daerah yang abnormal seluruhnya telah diangkat pada waktu pemeriksaan Biopsi. Tetapi penderita harus menjalani Pap Smear dan pemeriksaan panggul secara rutin.

Pengobatan pada lesi prakanker bisa berupa :
-Kriosurgeri (pembekuan)
-Kauterisasi (pembakaran, juga disebut diatermi)
-Pembedahan laser untuk menghancurkan ssel-sel yang abnormal tenpa melukai jaringan yang sehat disekitarnya.
-LEEP (loop electrosurgical excision procedure) atau konisasi.

Pengobatan pada tahap Patogenesis berupa :
Pemilihan pengobatan untuk kanker serviks pada stadium lanjut tergantung kepada lokasi dan ukuran tumor, stadium, penyakit, usia, keadaan umum penderita dan rencana penderita untuk hamil lagi.

Pengobatan untuk Kanker Serviks dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain :

1.Pembedahan
Pada karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar), seluruh kanker sering kali diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun LEEP. Dengan pengobatan tersebutt, penderita masih bisa memilki anak. Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan Pap Smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memilki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi.

Pada kanker invasif, dilakukan histerektomi dan pengankatan struktur di sekitarnya (prosedur ini disebut histerektomi radikal) serta kelenjar getah bening. Pada wanita muda, ovarium (indung telur) yang normal dan masih berfungsi tidak diangkat.

2.Terapi Penyinaran

Terapi penyinaran (radioterapi) efektif untuk mengobati kanker invasif yang masih terbatas pada daerah panggul. Pada radioterapi digunakan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Ada dua macam radioterapi, yaitu :

- Radiasi eksternal, sinar berasal dari sebuah mesin besar. Penderita tidak perlu dirawat dirumah sakit, penyinaran biasanya dilakukan sebanyak 5 hari/minggu selama 5-6 minggu.
- Radiasi internal, zat radioaktifterdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan lengsung ke dalam serviks. Kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan selma penderita dirawat dirumah sakit. Pengobatana ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.

Efek samping dari terapi penyinaran adalah :
a)Iritasi rektum vagina
b)Kerusakan kandung kemih dan rektum
c)Ovarium berhenti berfungsi

3.Kemoterapi

Jika kanker telah menyebar ke panggul, kadang dianjurkan untuk menjalani kemoterapi. Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Obat anti-kanker bisa diberikan melalui suntukan intravena atau melalui mulut.. Kamoterapi diberikan dalam suatu siklus, artinya suatu periode pengobatan diselingi denagn periode pemulihan, lalu dilakukan pengobatan deselingi dengan pemulihan dan begitu seterusnya.

Setelah menjalani pengobatan, penderita mungkin akan merasakan kram atau nyeri lainnya, pendarahan maupun keluarnya cairan encer dari vagina. Pada beberapa kasus, mungkin perlu dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), terutama jika sel-sel abnormal ditemukan didalam lubang serviks. Histeroktomi dilakukan juka peenderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi.

c.Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier meliputi Rehabilitasi, jika klien sudah berada pada Kanker Serviks stadium akhir (patogenesis) yang dapat dilakukan adalah berupa terapi. Terapi dapat dilakukan di rumah sakit. Rumah sakit akan memberikan kebijakan fasilitas dan komunitas untuk pelatihan dan pendidikan rehabilitasi. Salah satu contoh Rehabilitasi yang berupa terapi adalah Terapi biologis. Pada terapi biologis digunakan zat-zat untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh dalam melawan penyakit. Terapi biologis dialkukan pada kanker yang telah menyebar ka begian tubuh lainnya. Yang paling sering digunakan adalah interferon, yang biasanya dikombinasikan dengan kemoterapi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar